Rabu, 17 Desember 2014

Sifat Seorang Tahanan Dapat Berubah Dengan Membaca



Oleh : Mochamad Purnaegi Safron
Seorang tahan dapat berubah sifatnya dengan membaca, seperti dialami, Putra Jackie Chan seorang aktor laga kungfu, Jaycee Chan sedang ditahan di kantor polisi Beijing. Ia berurusan dengan hukum karena tertangkap tangan memiliki narkoba di rumahnya di Tiongkok. Ia pun melewatkan ulang tahun ke-32 di tahanan. Sejak mendekam di bui, banyak perubahan yang dialami Jaycee selama dipenjara. Menurut manajer Jaycee, artisnya itu mengalami perubahan yang radikal. Ia melakukan hal-hal yang tak biasa. Jaycee menjadi penggemar berat sastra. Hal ini tentu saja mengejutkan bagi orang-orang terdekat Jaycee. 
Selama menjadi aktor, ia mengaku sangat membenci baca. Ia merasa kesulitan saat membaca naskah. Ia biasanya meminta asisten membacakan naskah untuknya.  Namun, setelah hampir empat bulan ditahan, ia membuat rekor baru. Ia meminta dibawakan 100 buku dan membaca buku tersebut. Jaycee juga membuat lagu dan naskah.

Kejadian aktor Jaycee, terbukti bahwa membaca dapat membawa manfaat luar biasa. Jaycee tahu persis bahwa manfaat membaca dapat menghilangkan kecemasan dan kegundahan. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. Dengan membaca buku Jaycee menilai buku adalah penyampai ceramah terbaik sehingga mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.

Selain aktor Jaycee, Rizal Mallarangeng, adik kandung Andi Alifian Mallarangeng tersangka kasus korupsi Hambalang, yang dikutip situs tribunnews.com (18/10/2013), menyatakan, kakaknya berencana membuat buku selama menjalani masa tahanan. Makanya ia mengantarkan sejumlah buku bacaan yang dipesan sang kakak dan akan membawa satu koper buku. Adapun jenis buku yang disukai Andi kebanyakan novel sastra.

Banyak orang-orang ternama dengan hasil membaca, renungan dan pikiran bagi orang-orang tertentu akan menjelma menjadi tulisan atau buku dari tembok penjara yang kokoh. Jadi, tidak mengherankan jika banyak tulisan atau buku yang lahir dari balik jeruji penjara dari banyak membaca. Bagi mereka, menulis bisa menjadi obat untuk mengatasi kebosanan dan keterasingan. Di tengah kesunyian dan keterasingan itulah yang mendukung untuk menuangkan isi kepala mereka ke dalam sebuah tulisan.

Sejarah mencatat, banyak karya besar dan berpengaruh yang lahir dari balik tembok penjara. Bagi sebagian tahanan, menulis bisa dijadikan pelampiasan untuk menumpahkan tekanan hidup di dalam penjara. Sebagai contoh, saat Wolter Monginsidi (tokoh Pahlawan Nasional) berada di dalam penjara tentara Belanda di Makassar, ia menulis puisi-puisi religious. Dia memang tidak menulisnya dibuku, tetapi di kertas bekas bungkus rokok atau roti.


Pengertian Membaca
Pengertian membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya dalam hati). Sedangkan menurut (Tarigan, 1984:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis Pengertian lain dari membaca adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis. Pengertian membaca menurut Harjasujana (1996:4) yaitu Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal.  Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks. Sementara menurut (Tampubolon, 1987:6), Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar. Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.

Hakikat Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan Knowledge of The World dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan. Kridalaksana (1982:105) mengemukakan bahwa dalam kegiatan membaca melibatkan dua hal, yaitu (1) pembaca yang berimplikasi adanya pemahaman dan (2) teks yang berimplikasi adanya penulis. Sedangkan menurut Syafi’ie (1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah:
  1. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan. 
  2. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan. 
  3. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai. 
  4. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan. 
  5. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. 
  6. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. 
  7. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.

Manfaat Membaca
Seperti kita ketahui bahwa buku adalah jendela dunia untuk mengetahu isi sebuah buku  sehingga perlu memiliki kemampuan membaca. Banyak sekali manfaat yang akan didapat dengan membaca. Adapun manfaat dari membaca adalah :
  1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
  2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.
  3. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
  4. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
  5. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
  6. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan para sarjana.
  7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi di dalam hidup.
  8. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku - buku keagaman. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
  9. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tetap bermanfaat.
  10. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “di antara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat.
Seperti diketahui, penjara merupakan sebuah tempat seorang manusia yang terpisah dari dunia luar selama masa hukumannya. Penjara memang identik dengan keterasingan. Tidak mengherankan jika ada larangan bagi tahanan tertentu untuk menerima informasi dari luar penjara. Larangan semacam ini lazim dialami para tahanan politik.

Terkadang ada tahanan yang menyimpan dan membaca buku dalam penjara sekedar untuk membunuh waktu. Kegiatan lain yang sering dilakukan para tahanan adalah membuat coretan di dinding. Coretan-coretan itu berguna untuk menghitung berapa lama lagi mereka akan dibebaskan dari penjara. Yang jelas, penjara adalah tempat yang membosankan bagi penghuninya karena tidak banyak hal yang bisa dilakukan. Seorang tahanan atau narapidana mungkin lebih banyak berdiam diri dan merenung. Namun, seorang yang banyak membaca sebelum dipenjara biasanya lebih banyak berpikir dalam keterasingan di dalam penjara.

Adolf Hitler (tokoh Nazi Jerman) juga menghasilkan karya besar di dalam penjara setelah mengalami kegagalan dalam melakukan kudeta. Selama 13 bulan di penjara, Hitler menulis buku yang berjudul Mein Kampf (Perjuanganku) volume pertama. Dalam waktu singkat, buku tersebut meledak di pasaran saat pertama kali terbit di tahun 1925. Dari bukunya, Hitler menjadi kaya dan terkenal.  Hitler popular bukan hanya sebagai penulis buku best seller, tetapi juga menjadi tumpuan harapan bangsa Jerman yang ingin terbebas dari keterpurukan pada masa itu. Tulisan Hitler mampu ‘menyihir’ sebagian besar masyarakat Jerman untuk bangkit membangun kejayaan Jerman sebagai Third Reich (Kekaisaran ketiga). Dalam waktu singkat, tidak lebih dari 20 tahun setelah buku ditulis, genderang Perang Dunia II pun dimulai.

Berdirinya Indonesia juga diperjuangkan dari dalam penjara. Tengok Mohammad Hatta dan Soekarno. Di dalam penjara mereka menulis sebuah pledoi yang tidak hanya bertujuan membela diri mereka sendiri, tetapi juga Indonesia.

Tulisan ini Semoga Bermanfaat.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca
http://mobile.tribunnews.com
http://www.academia.edu
http://www.voa-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar