Jumat, 02 Januari 2015

Makna Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 Bagi Indonesia


oleh : Mochamad Purnaegi Safron
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang dilansir wikipedia.org adalah:

Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.

Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia Tahun 2015
Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 di Indonesia, ditanggapi berbagai kalangan ditanggapi positif dan negatif sehingga menimbulkan kontra produktif. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dinilai sangat essensial sehingga kondisi perekonomian suatu negara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik sekaligus indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Presiden Joko Widodo yang dikutip kompas, Jumat (2/1/2015) mengatakan, optimistis perekonomian nasional tahun 2015 tumbuh secara positif, meskipun sulit diprediksi. Menurutnya. Hal itu disebabkan kuatnya pengaruh dari pasar global. Ia berjanji akan bekerja keras merancang strategi untuk mengupayakan stabilitas perekonomian di Indonesia. Disamping itu juga melihat ruang fiskal APBN yang cukup untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi nasional. Ruang fiskal itu akan dialokasikan untuk percepatan pembangunan infrastruktur dan merangsang usaha kecil serta ekonomi kreatif

Pembacaan nota keuangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyo di ruang sidang, Jumat, 15 Agustus 2014 yang dilansir situs Tempo.Co. Dalam pembacaan nota keuangan di ruang sidang, SBY menyampaikan poin-poin utama asumsi makro ekonomi pada tahun anggaran 2015. Pada tahun 2015, perekonomian dunia diproyeksi akan lebih baik dibandingkan dengan kondisi tahun 2014, terutama akan didorong oleh perekonomian di negara maju. 

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015, pertumbuhan ekonomi dipatok pada angka 5,6 persen. Sedangkan inflasi tahun 2015 ditetapkan 4,4 persen. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditetapkan pada level Rp 11.900. Pemerintah juga menetapkan harga minyak mentah pada angka US$ 105 per barel, dengan target lifting minyak 845 ribu barel per hari. Target lifting gas bumi ditetapkan 1.248 ribu barel setara minyak per hari.

Dari kalangan praktisi ekonom yang dikutip dari situs  Republika.co.id,  dari  Ekonom Standard Chartered Bank (SCB), Eric Sugandi mengatakan, diprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 akan meningkat meningkat menjadi 5,8 persen dibandingkan 2014. kondisi tersebut dikarenakan neraca defisit akan mengecil. Kegiatan ekspor barang keluar negara pun akan meningkat serta stabilitis politik yang diperkirakan akan berjalan dengan baik. Menurutnya lagi, faktor politik di Indonesia menjadi salah satu yang akan menentukan perekonomian di Indonesia. Hal itu melihat dari sentimen pasar terhadap calon pemimpin baru Indonesia mendatang. "Kami yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 meningkat dibandingkan 2014 (semester pertama) 5,5 persen.

Disamping itu, tantangan di semester pertama 2014, yaitu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil sebesar 5,5 persen.  Apabila pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi maka tingkat inflasi (akhir tahun 2014) sebesar lima persen. Namun apabila harga BBM bersubsidi naik, maka inflasi bisa mencapai 8 persen. Adapun setiap kenaikan harga BBM bersubidi maka pasti ada ongkos politik yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, kenaikkan harga BBM akan meningkatkan BI rate.

Direktur Komersial dan Bisnis Bank Mandiri, Sunarso menilai perekonomian Indonesia diperkirakan akan semakin membaik pada 2015. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 adalah investasi dan konsumsi swasta. Juga proyek infrastruktur pemerintah akan segera diwujudkan pada 2015. Selain itu, fokus pemerintah untuk pembangunan infrastruktur serta kepastian hukum menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. Meskipun saat ini, investasi yang masuk ke Tanah Air baru sebatas portofolio. Untuk jangka panjang pemerintah perlu merancang struktur ekonomi yang berbasis pada pertanian. Ini bukan hal baru, dulu sudah pernah dijadikan jargon.

Terkait dengan industri pertanian, menurutnya terbukti mampu menyelamatkan neraca perdagangan Indonesia dalam krisis apapun. Untuk membangun struktur ekonomi berbasis pertanian bisa dimulai dari mencari pembagian lahan yang tepat untuk kawasan pertanian, kemudian percepatan infrastruktur, dukungan keuangan untuk pertanian, serta menekan impor produk pertanian. 

Sementara menurut Direktur Eksekutif Megawati Institute, Arief Budimanta, mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2015 mencapai 5,8 persen. Adapun faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 adalah investasi dan konsumsi swasta. Juga proyek infrastruktur pemerintah akan segera diwujudkan pada 2015. Adapun faktor eksternal karena masih dipengaruhi yakni perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan melemahnya perekonomian Tiongkok. Dengan demikian, Pemerintah,  perlu menjaga ruang fiskal dan mendorong pertumbuhan sektor manufaktur karena mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekspor. 

Mekanisme sudah disiagakan, BI juga aktif di pasar sekunder, sehingga secara keseluruhan cukup terkendali. Tentunya BI menjaga stabilisasi moneter, OJK di sistem pengawasan, Menkeu fiskal. Selain itu,  Pemerintah juga akan menjaga semua unsur stabilitas makro ekonomi dan terus berusaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 2015 mendatang menjadi lebih baik dibandingkan tahun ini dan berusaha memperkecil defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan Indonesia.

Tantangan Berat ekonomi Indonesia Tahun 2015
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Chairul Tanjung  terkait masalah ekonomi Indonesia dua tahun ke depan. Mengatakan,  diperkirakan tahun 2015 hingga 2016 adalah tahun berat bagi perekonomian Indonesia dan negara berkembang pada umumnya. Kondisi itu sudah bisa diprediksi dari sekarang berdasarkan beberapa indikator diantaranya kembali menguatnya perekonomian Amerika yang berimbas pada berkurangnya likuididitas negara-negara berkembang.

Hal senada juga disampaikan, Ekonom Raden Pardede dalam acara perpisahan dan pembubaran Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang juga wakil ketua (KEN) menyatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 masih diprediksi mengalami peningkatan tipis bertumbuh disekitar 5,2 %, dengan asumsi stimulus fiskal dari hasil penghematan subsidi BBM akan efektif pada semester kedua. Sementara itu, inflasi diperkirakan berada di tingkat yang lebih tinggi dibanding tahun ini. Hal tersebut dikerenakan imbas dari kenaikan harga BBM dan listrik. Di lain pihak, menguatnya perekonomian Amerika juga menyebabkan suku bunga di sana naik, sehingga suku bunga acuan BI diperkirakan akan naik sampai 8,5 %. Nilai tukar akan berada di sekitar Rp12.200 – Rp 12.700 per US$.

Menurutnya, Pelemahan pertumbuhan ini juga terjadi secara merata di hampir semua negara berkembang, bahkan dialami negara ekonomi besar seperti China, India, Brazil dan Indonesia. Kondisi ini nantinya akan membuat permintaan barang dan harga komoditas jadi melemah. Menurut hasil pengamatan KEN, ada beberapa poin yang dicatat sebagai tantangan dan peluang di tahun 2015. Tantangannya terdiri atas tantangan eksternal dan tantangan domestik. Tantangan eksternal, pertama, membaiknya perekonomian Amerika, membuat the Fed mulai mengurangi stimulus moneter yang sudah dilaksanakan sejak awal 2014 ini (tapering off). Semakin membaiknya perekonomian Amerika akan membuat arus masuk likuiditas yang tadinya melimpah bisa jadi akan berhenti atau malah berbalik arah.

Kondisi tersebut juga dapat memicu penarikan kembali modal asing yang sebagian besar dalam bentuk investasi portofolio dan berpotensi menimbulkan goncangan yang cukup kuat bagi neraca pembayaran Indonesia. Likuiditas dapat mengering, rupiah akan tertekan, pasar saham dan keuangan potensial terkoreksi dan suku bunga pasar akan ikut naik sehingga menimbulkan ketidakpastian pasar dan selanjutnya bila berlangsung lama akan mengoreksi pertumbuhan secara signifikan. Perlambatan ekonomi juga akan mengurangai permintaan komoditas dan kemudian berdampak pada penurunan harga komoditas. Padahal ekspor komoditas menjadi salah satu andalan perekomian Indonesia.

Sedangkan tantangan domestiknya, pertama, pemerintah baru akan membutuhkan banyak dana untuk anggaran pembangunan sementara sumber pembiayaan dari dalam negeri terbatas. Kedua, penyediaan energi yang merupakan persyaratan utama untuk menopang perkembangan ekonomi masih menghadapi banyak hambatan. Ketiga, ketergantungan yang sangat tinggi terhadap penerbitan surat hutang untuk membiayai defisit. Keempat, Indonesia harus meningkatkan daya saingnya untuk bersaing dengan negara lainnya guna mendapatkan investor.

Berdasarkan catatanya tersebut, maka KEN membuat beberapa rekomendasi kebijakan utama bagi pemerintah yang baru. Pertama, segera melakukan pemotongan dan realokasi subsidi energi pada tahun ini (2014) juga. Kedua, pembangunan infrastruktur dan sistem logistik yang efisien. Ketiga, untuk menghadapi defisit transaksi berjalan perlu dikeluarkan kebijakan struktural, memperbesar aliran investasi modal langsung (bukan investasi portofolio) dan efisiensi penggunaan kapital. Keempat, Indonesia tidak harus menaikkan suku bunga ketika Amerika nanti menaikkan suku bunganya. Kelima, kebijakan publik dan struktural untuk mengurangi kemiskinan, mempersempit kesenjangan ekonomi, dan mengurangi pengangguran.

Sumber :
www.antaranews.com
id.wikipedia.org/wiki
www.republika.co.id
tempo.co.id
www.swa.co.id
www.bisniskeuangan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar