Jumat, 07 November 2014

Hakikat Musibah dan Bencana Alam Dalam Kehidupan



Oleh : Mochamad Purnaegi Safron

Bencana alam di tanah air kian tak kunjung henti seperti baru-baru ini bencana longsor di Banjarnegara, Jawa tengah. Lalu letusan gunung api, banjir bandang, wabah penyakit, kekeringan, kelaparan, kebakaran, dan lain sebagainya. Bencana alam dan musibah dalam pandangan alam Islam (Islamic worldview), tidaklah sekedar fenomena alam. Al Qur'an menyatakan dengan lugas bahwa segala kerusakan dan musibah yang menimpa umat manusia itu disebabkan oleh "perbuatan tangan mereka sendiri". Tentu saja kata 'tangan' sebatas simbol perbuatan dosa/maksiat, karena suatu perbuatan maksiat melibatkan panca indra, dan juga dikendalikan dan diprogram sedemikian rupa oleh otak, kehendak dan hawa nafsu manusia. Maksiat, sebagaimana taat, ada yang bersifat tasyri' Allah seperti melanggar perkara yang haram, dan ada yang bersifat menentang takwin Allah (sunatullah) seperti melanggar dan merusak alam lingkungan.

Kezaliman kita terhadap diri sendiri dan juga terhadap hak-hak Allah dan alam semesta sungguh terlampau banyak. Kita patut bersyukur bahwa Allah tidak membinasakan kita semua karena kemaksiatan yang kita perbuat, sebab "Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya." (Q.s. An-Nahl: 61). Di dalam ayat lain yang senafas, Allah ta'ala juga menegaskan, Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, Maka sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (Q.s. Fathir:45).

 

1.      Musibah Sudah Ditakdirkan Allah
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami mnciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang  yang sombong lagi membanggakan diri (Al Hadiid 22-23).

2.      Setiap Muslim Akan Mendapat Musibah
Seorang mukmin akan sering mengalami derita sakit dan sedih pada anggota badan dan jiwanya. Atau mendapat musibah dalam harta dan keluarganya. Gangguan-gangguan tersebut menjadi cobaan baginya yang akan menghapus dosa dan keburukan dirinya, lalu terangkatlah derajatnya disisi ALLAH. Orang yg tidak beriman seperti orang-orang ingkar dan maksiat, sedikit sekali penderitaannya, namun penderitaan tersebut tidak menghapus dosa-dosanya. Bahkan mereka akan datang pada hari kiamat dg penderitaan yg sangat berat (Imam Nawawy).

3.      Musibah Adalah Kebaikan Dari Allah
Rasulullah saw bersabda, “Apabila ALLAH menghendaki kebaikan untuk seorang hamba, maka didahulukannya siksaan-NYA di dunia, dan jika ALLAH menghendaki keburukan untuk hamba-NYA maka ditangguhkan siksaan itu karena dosa-dosanya, dan siksaan itu akan dirasakannya kelak pada hari kiamat” (HR Tirmidzi).

4. Kesalahan-Kesalahanmu Akan Menimpamu Kembali Dalam Bentuk Musibah
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy Syuura 30)

Bencana karena kesalahan manusia, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang hamba tidak akan tertimpa bencana, besar atau kecil, kecuali karena suatu kesalahan. Dan ALLAH memaafkan sebagian besar kesalahan itu” (HR Tirmidzi)

5. Musibah Adalah Kebaikan Allah
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki oleh ALLAH mendapat kebaikan, akan diuji oleh-NYA dengan suatu musibah” (al-Bukhari).

Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya bala’ (musibah). Sesungguhnya ALLAH SWT apabila menyukai suatu kaum, DIA akan menguji mereka dengan suatu bala’. Barangsiapa yg rela menerimanya, maka dia mendapat keridhaan ALLAH, dan barang siapa yg tidak rela, maka dia akan mendapat kemurkaan ALLAH (at Tirmidzi)

6. Setiap Musibah Ada Akhirnya
Betapa aneh kau marah kepada Tuhanmu, menyalahkan-Nya dan menganggap-Nya, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, tidak adil, menahan rezeki, tidak menjauhkan musibah. Tidakkah kau tau bahwa setiap kejadian ada waktunya, dan setiap musibah ada akhirnya? Keduanya tidak bisa dimajukan atau ditunda. Masa-masa musibah tidak berubah, sehingga datang kebahagiaan. Masa-masa kesulitan tidak berlalu, sehingga datang kemudahan. Berlaku paling baiklah, diamlah senantiasa, bersabar, berpasrah dan ridhalah kepada Tuhanmu. Bertaubatlah kepada Allah. (Syaikh Abdul Qadir Jailani)

8. Hakikat Kejadian Buruk/Musibah
Keadaan dan kejadian buruk, ada dan terjadi, dikarenakan ada beberapa sebab. Diantaranya, disebabkan oleh perbuatan dirinya sendiri. Karena telah berbuat yang melanggar ketentuan ALLAH. Dengan perbuatannya tersebut, maka diri manusia harus menanggung akibat dari perbuatannya. Dan akan menerima hukuman dari ALLAH, berupa keadaan dan kejadian yang buruk, apabila kita melanggar ketentuan-NYA. Misalnya berupa kesulitan ekonomi, sakit, kehilangan harta benda dan lain sebagainya. Dengan keadaan tersebut, ALLAH menginginkan, agar dirinya sadar atas perbuatannya, dan menyadari perbuatannya selanjutnya  meninggalkannya, setelah itu bertobat dan memohon ampun kepada-NYA.

Ada juga sebuah keadaan dan kejadian buruk, yang terjadi pada diri manusia, memang diciptakan dan dikehendaki oleh-NYA. Dengan tujuan untuk mengetahui, sampai sejauh mana kadar keimanan dan ketakwaan hamba-NYA kepada-NYA. Walau sesungguhnya, ALLAH tidak perlu menciptakan keadaan dan kejadian tersebut, hanya karena ingin mengetahui kadar keimanan dan ketakwaan seorang hamba. ALLAH dengan ilmu-NYA, tentu sangat mudah untuk mengetahui hal itu. Tetapi, kalau hal itu ALLAH lakukan, maka tak akan pernah ada hukum alam, tiada himah dan rahasia dibalik setiap keadaan dan kejadian. Dan kepada hamba-NYA, tidak bisa mengetahui dan belajar, sekaligus berguru kepada setiap keadaan dan kejadian. Dengan begitu ilmu dan rohani seseorang tidak akan pernah berkembang dan terus berjalan, akan berhenti dan mati sebelum sampai pada tujuannya.

Firman ALLAH surat Al Baqarah 155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (Tasawuf Di Dalam Diri Ada ALLAH, 2011)

9. Musibah Itu Kebaikan Jadi Bersabarlah
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan menimpakan (musibah) kepadanya” (HR Bukhari)

Sumber :
http://cintaallahswt.wordpress.com
www.REPUBLIKA.CO.ID
http://www.suara-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar