Jumat, 14 November 2014

Tentunya, Kenaikan BBM Bersubsidi akan Timbulkan Inflasi



Oleh : Mochamad Purnaegi Safron
Rencana Pemerintahan baru Jokowi-JK menaikkan BBM bersubsidi, tentunya akan terjadi inflasi pada tahun 2015. Meskipun harga minyak saat ini dunia sedang turun, pemerintahan Jokowi-JK kekeuh/tetap  naikkan BBM bersubsidi. Sikap itu menghindari kesan keraguan masyarakat  untuk naikkan BBM sehingga pemerintah memiliki konsistensi dan prestise yang kuat. Namun demikian, rencana kenaikan BBM  itu tidak begitu saja mulus, tetapi menimbulkan pro dan kontra. Kita lihat aksi penolakan oleh mahasiswa di Makassar yang menimbulkan bentrok dengan aparat kepolisian.

Teori inflasi menyebutkan, besarnya


permintaan dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter pemerintah. Sedangkan ketidaklancaran distribusi dan macetnya produksi dapat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal pemerintah, contohnya naiknya pungutan pajak (insentif/disinsentif) serta perubahan kebijakan pembangunan infrastruktur. Dampaknya, akan menjadi tekanan terhadap dunia usaha.

Tekanan ini bisa menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Meningkatnya biaya produksi juga dapat disebabkan oleh naiknya harga bahan baku serta kenaikan upah buruh dan/ gaji PNS. Hal ini menyebabkan, dunia usaha akan menaikkan harga barang-barangnya.

Pengertian lainnya, komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten disebut inflasi inti, yaitu interaksi permintaan-penawaran, nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang, dan ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen. Sedangkan inflasi non inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya, hal ini dipengaruhi oleh selain faktor fundamental, contohnya: panen dan/gagal panen, gangguan alam, naik turunnya harga komoditas pangan, serta harga yang diatur Pemerintah seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, dan tarif angkutan. Negara memang berhak menaikkan harga-harga ini untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri, tapi penting juga untuk membuat kebijakan dengan melihat tingkat kemampuan rakyatnya.

Meskipun pemerintahan Jokowi-JK akan menaikkan BBM bersubsidi, maka tidak salahnya kita mempelajari tentang pengertian, jenis-jenis, teori, penyebab, dampak, serta cara mengatasi inflasi. Semoga bermanfaat, bro.

A. Pengertian Inflasi

Kenaikan harga barang dapat bersifat sementara atau berlangsung terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini disebut inflasi. Jadi, kenaikan harga pada satu atau dua jenis barang tidak dapat dikategorikan sebagai inflasi.

Dengan demikian, inflasi (inflation) adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Lawan dari inflasi adalah deflasi (deflation), yaitu kondisi di mana tingkat harga mengalami penurunan terus-menerus.

B. Jenis-jenis Inflasi

Jenis-jenis inflasi bisa kita bedakan berdasarkan tingkat keparahannya, penyebabnya dan berdasarkan asal terjadinya.

1.      Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Inflasi rendah. Adalah jika kenaikan harga berjalan sangat lambat dengan persentase kecil, yaitu di bawah 10% setahun.
Inflasi sedang. Adalah jika persentase laju inflasinya sebesar 10% – 30% setahun.
Inflasi tinggi. Inflasi dikatakan tinggi jika laju inflasinya berkisar 30% – 100% setahun.
Hiperinflasi. Hiperinflasi dapat terjadi jika laju inflasinya di atas 100% setahun. Apabila suatu negara mengalami hiperinflasi, maka masyarakat tidak lagi memiliki kepercayaan terhadap uang, mereka lebih memilih menukarkannya dengan barang tertentu.

2.      Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Inflasi dapat pula dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Demand-pull inflation dan Cost-push inflation

3.      Inflasi Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibedakan menjadi berikut ini.
Inflasi karena defisit APBN. Inflasi jenis ini terjadi sebagai akibat adanya pertumbuhan jumlah uang yang beredar melebihi permintaan akan uang.
Imported inflation. Imported inflation yaitu inflasi yang terjadi di suatu negara, misalnya beberapa barang di luar negeri yang menjadi faktor produksi di suatu negara, harganya meningkat, maka kenaikan harga tersebut mengakibatkan meningkatnya harga barang di negara tersebut.

C. Teori-teori Inflasi
Gejala-gejala inflasi dapat dijelaskan dengan teori-teori inflasi.

1.      Teori Kunatitas (Irving Fisher)
Menurut teori kuantitas, apabila penawaran uang bertambah maka tingkat harga umum juga akan naik. Hubungan langsung antara harga dan kuantitas uang seperti yang digambarkan oleh teori kuantitas uang sederhana dapat digunakan untuk menerangkan situasi inflasi.

2.      Teori Keynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena ada sebagian masyarakat yang ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi merupakan proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian lebih besar dari yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut.

3.      Teori Strukturalis
Teori ini memberikan perhatian besar terhadap struktur perekonomian di negara berkembang. Inflasi di negara berkembang terutama disebabkan oleh faktor-faktor struktur ekonominya. Menurut teori ini, kondisi struktur ekonomi negara berkembang yang dapat menimbulkan inflasi adalah: Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor dan Ketidakelastisan Penawaran atau Produksi Makanan di Dalam Negeri

D. Penyebab Inflasi

Penyebab terjadinya inflasi secara umum bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Demand-pull inflation
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.

  1. Cost-push inflation
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.

E. Dampak Inflasi
Inflasi mempunyai dampak terhadap individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara luas. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif, tergantung pada tingkat keparahannya.
  1. Dampak Positif
Pengaruh positif inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah 15% per tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti ini akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi, karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.

  1. Dampak Negatif
Inflasi yang terlalu tinggi membawa dampak yang tidak sedikit terhadap perekonomian, terutama tingkat kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:
Dampak Inflasi terhadap Pemerataan Pendapatan
Dampak Inflasi terhadap Output (Hasil Produksi)
Mendorong Penanaman Modal Spekulatif
Menyebabkan Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi
Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi di Masa Depan
Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran

F. Cara Mengatasi Inflasi
Berikut ini, Anda akan mengenal beberapa kebijakan pemerintah dalam mengendalikan inflasi.
  1. Kebijakan Moneter
Menurut teori moneter klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar. Dengan demikian, secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga inflasi meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi peredaran uang.

  1. Kebijakan Fiskal
Bagaimana kebijakan fiskal dapat mengendalikan inflasi? Seperti Anda ketahui, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi adalah mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah.

  1. Kebijakan Non-Moneter dan Non- Fiskal
Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah (gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.
Kenaikan BBM pasti menimbulkan Inflasi yang sudah jelas kita alami. Lalu, bagaimana cara kita mengatasi ini semua. Supaya pada masa yang akan datang saat terjadi hal yang sama Anda tetap tenang menjalani kehidupan Anda sehari-hari tanpa Anda dipusingkan dengan isu kenaikkan harga, inflasi, dan lain sebagainya.Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah TAMBAH INCOME Anda. Dari pada stres memikirkan harga bahan pokok yang kian melambung, lebih baik Anda fokus pada bagaimana Anda dapat meningkatkan jumlah Income Anda. Kedua, MENGATUR CASHFLOW Anda. Atur mana yang sekiranya penting dan tidak penting/mendesak. Gunakan uang Anda dengan bijak, jangan termakan nafsu karena Anda melihat iklan produk terbaru, lalu Anda tergiur untuk membeli barang baru tersebut. Jangan menjadi korban iklan.

Sumber :
http://budimartanto.wordpress.com
http://www.zonasiswa.com
http://lintasinfo10.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar