Jumat, 07 November 2014

Menutupi Keburukan Orang Lain



Oleh : Mochamad Purnaegi Safron
Berbicara ghibah (gosip), sepertinya sudah lekat dengan kehidupan kita sehari-hari baik di infotaiment maupun kong kong kow. Tanpa sadar, seringkali kita juga ikut terbawa menggosip. Dan oleh karena itu, kita beranggapan bahwa gosip adalah masalah kecil, sehingga tidak perlu diributkan apalagi sampai dilarang. Bahkan dengan bergosip acara kumpul-kumpul dengan teman bisa jadi lebih seru. Ditambah media massa dan elektronik saat ini yang juga tidak terlepas dari acara gosip, membuat mereka menjadi semakin yakin bahwa gosip mereka yang termasuk gosip ringan tidak perlu dilarang.

Pemikiran yang seperti itu tentu tidak benar. Karena hal itu sudah pasti bertentangan dengan hukum syari’ah. Oleh karena itu, untuk membangkitkan kesadaran terdalam dan menggugah orang-orang memahami gentingnya perbuatan dosa itu, di sini dibahas tentang arti ghibah yang sebenarnya. Sehingga diharapkan berdampak pada beberapa perubahan positif di masyarakat dalam jangka panjang.

1. Menyimpan Rahasia (Aib) Saudara Muslim
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menyimpan rahasia (aib) temannya, ALLAH menyimpan pula rahasianya di hari kiamat. Dan barangsiapa membuka rahasia temannya sesama muslim, ALLAH membukakan pula rahasianya, hingga ALLAH mempermalukan dia dalam rumah tangganya” (Kado Pernikahan Untuk Istriku, 2001)

 2. Jangan Membongkar Aib Saudara Muslim
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu menyakiti kaum muslim. Janganlah kamu mempermalukan mereka. Janganlah kamu mengintip-ngintip (mencari-cari) aib mereka. Barangsiapa yang membongkar-bongkar aib saudaranya orang islam, ALLAH akan membongkar aibnya. Barangsiapa yg dibongkar aib nya oleh ALLAH, ALLAH akan mempermalukannya, bahkan ditengah keluarganya” (Kado Pernikahan Untuk Istriku, 2001)

 3. Allah Menutupi Aib Hamba-Nya
Suatu ketika ada seseorang yang tertangkap basah saat dia mencuri, lalu dia dibawa menghadap Umar bin Khattab ra. Orang itu berkata kepada Umar, “Demi ALLAH, aku baru melakukannya pertama kali”. Umar berkata, “Engkau bohong! Sesungguhnya ALLAH tidak akan membongkar perbuatan jahat seseorang yang baru melakukannya pertama kali”. (Akhlak Mulia, 2008)

ALLAH menutupi aib dan dosa-dosa seorang hamba karena memberi kesempatan kepada hamba untuk segera bertobat dan kembali kepada jalan ALLAH SWT. Jadi bagi yang merasa aib dan dosa-dosanya masih ditutupi ALLAH, segeralah bertobat, sebelum aibnya dibuka dan disiksa ALLAH.

4. Jangan Membuka Aib Keluarga
Ada seorang laki-laki datang menghadap Umar bin Khattab, “Di masa jahiliah aku mempunyai seorang putrid yg dulunya pernah aku kubur hidup-hidup sewaktu ia masih kecil. Tetapi sebelum ia meninggal aku sempat mengeluarkan kembali dan ketika kami masuk Islam maka ia pun ikut masuk islam bersamaku. Kemudian ia berzina sehingga ia terkena hukum ALLAH. Maka aku ambilkan sebuah pisau agar ia menyembelih dirinya sendiri. Ketika ia telah melukai dirinya, maka aku kasihan kepadanya sehingga aku selamatkan ia. Kemudian ia segera bertobat dengan tobat yang sesungguhnya. Ketika ia dipinang oleh seorang lelaki, maka aku kabarkan segala yang pernah dialaminya.

Jawab Umar, “Mengapa engkau sengaja memberitahukan kepada orang lain tentang rahasia-rahasia yang telah ditutupi oleh ALLAH. Andaikata engkau beritakan kepada salah seorang pun tentang pengalaman pahitnya yang dialaminya tadi, pasti akan aku cambuk engkau di depan umum agar dijadikan pelajaran bagi orang lain. Sebaiknya segera engkau nikahkan ia dengan orang yang baik sebab ia adalah seorang wanita yang baik”.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menutupi keburukan seorang muslim, maka ia seperti seorang yang telah menyelamatkan jiwa seorang anak kecil yang dikubur hidup-hidup oleh ayahnya” (Kehidupan Para Sahabat Rosulullah saw, 2003)

5. Menutupi Aib Seorang Muslim
Abil Hatsam bercerita, “Aku pernah berkata kepada Uqbah bin Amir bahwa ada tetanggaku yang suka minum-minuman keras. Dan aku ingin melaporkan kejadian ini kepada polisi agar polisi menangkap mereka”. Kata Uqbag, “Jangan engkau melakukan hal itu. Sebaiknya berilah nasehat yang baik kepada mereka agar mereka bertobat”. Kataku, “Aku telah sering memberi nasehat kepada mereka tapi tidak mau menyadarinya sehingga ingin aku laporkan keadaan mereka kepada polisi”. Jawab Uqbah, “Jangan kau lakukan hal itu, sebab aku mendengar Rosulullah saw bersabda, “Barangsiapa menutupi keburukan seorang muslim, maka ia seperti seorang yang telah menyelamatkan jiwa seorang anak kecil yang dikubur hidup-hidup oleh ayahnya” (Kehidupan Para Sahabat Rasulullah saw, 2003)

http://cintaallahswt.wordpress.com
www.REPUBLIKA.CO.ID
http://evamasy.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar