Pernyataan
Perdana
Menteri Australia Tony Abbott menolak permintaan Indonesia untuk meminta maaf
maupun memberikan penjelasan atas penyadapan oleh intelijen Australia terhadap
Presiden SBY semakin memperuncing hubungan kedua Negara. Bahkan
akan terjadi perang propaganda dikalangan para pakar IT.
Pernyataan
tolak tersebut mengindikasikan Australia sebagai negara tetangga selatan,
sangat bernafsu untuk mengetahui rahasia rumah kebangsaan dan kenegaraan RI.
Penyadapan Australia terhadap telepon Presiden SBY, para pejabat dan petinggi
istana adalah bukti bahwa Australia sangat ingin tahu tentang Indonesia.
Untuk hasratnya itu, Australia tak segan-segan
menyadap, sekaligus menyakiti perasaan tetangganya sebagai negara dan bangsa
yang berdaulat. Namun, Australia juga merupakan tetangga yang menyenangkan dan
diperlukan Indonesia.
Mantan
Dubes RI untuk Australia Sabam Siagian tidak begitu kaget mendengar adanya
kegiatan penyadapan telepon oleh intel Australia terhadap pembicaraan
pejabat-pejabat RI. Seperti
diberitakan sebelumnya, Australia dikabarkan telah melakukan penyadapan
sejumlah telepon pejabat Indonesia, khususnya Presiden SBY pada Agustus 2009. Informasi ini didasarkan laporan bekas intel
Amerika Serikat, Edward Snowden, bahwa dalam United State National Security
Agency tercatat intelijen Australia menyadap telepon SBY.
Ketika dia bertugas di Canberra, sekitar 20 tahun lalu, kegiatan penyadapan itu sudah dilakukan intel Australia. Masalah ini sudah dilaporkan ke Menlu Ali Alatas ketika itu, tetapi yang selalu menjadi kendala adalah soal alokasi biaya. Sebab pemerintah pusat tidak menyediakan dana untuk penangkalan.
Antara 1993-1994, kenang Sabam di KBRI Canberra saat itu dia mendapat kunjungan KSAD Jenderal Edi Sudrajat. Sabam, dan Edi Sudrajat (alm), baru saja mau memulai percakapan di sebuah ruang tertutup. Tiba-tiba dari jendela samping tempat keduanya duduk, Sabam melihat ada mobil Telkom Australia yang sedang parkir. Selain itu sopir dan penumpang mobil Telkom itu seperti sedang sibuk mencari sesuatu.
Sabam
juga mengungkapkan penyadapan yang dilakukan intelijen Australia tidak hanya
terbatas di halaman KBRI. Intel Australia ikut memantau setiap kali dia
mengadakan aktivitas termasuk saat Sabam bermain golf di salah satu lapangan
golf. Semenjak pengalaman itu, Sabam selalu berhati-hati ketika berbicara di
telepon yang menggunakan kabel maupun handphone.
Aksi
penyadapan ini, bertolak belakang dengan sikap politik luar negeri Australia
yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dan privasi. Ini pernyataan yang
meremehkan. Ini sangat serius dan sangat membuat dampak hubungan Indonesia dan
Australia," pernyataan Marty saat konfrensi pers di Kementerian Luar
Negeri (Kemenlu) di Jakarta Pusat, Senin (18/11/2013).
Rasa kecewanya atas tindakan Pemerintah Australia yang melakukan penyadapan terhadap dirinya. Ia menilai tindakan itu menyakitkan. Melalui akun @SBYudhoyono, yang merupakan akun pribadinya di jejaring sosial twitter, Presiden SBY menuliskan jika Pemerintah Indonesia akan meninjau kembali kerjasama bilateral dengan Pemerintah Australia. Untuk itu, akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu. Menurutnya tindakan penyadapan yang dilakukan oleh Pemerintah AS dan Australia sangat mencederai kemitraan strategis dengan Indonesia, terlebih AS dan Australia sama-sama negara yang menganut azas demokrasi.
Indonesia
Jangan Plintut Pernyataan Tony Abbott dan harus berani tindakan yang tepat dan
perlu mengambil kebijakan terbaru untuk privacy untuk negeri kita yang kita
junjung tinggi kehormatannya. Hal itu mengingat Australia merupakan negara musuh
dalam selimut yang menjadi ancaman bom
waktu. Begitu juga dengan Negara Malaysia yang menjadi sahabat bumerang yang
perlu kita terus waspadai.
By
Eggay Safron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar