Kolesterol secara alami selalu ada
dan dihasilkan oleh tubuh karena itu kolesterol tinggi dapat menyerang siapa
saja, tua maupun muda. Beberapa orang memiliki kecenderungan memproduksi
kolesterol dengan kadar tinggi karena faktor bawaan atau keturunan. Jadi, tanpa
mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi pun, kadar kolesterol mereka sudah
tinggi.
Kadar kolesterol yang tinggi pada
seseorang karena faktor genetik tidak dapat dengan mudah diubah. Walaupun dia
berusaha mengurangi asupan kolesterol dalam makanannya, terkadang hal tersebut tidak berpengaruh besar pada kadar kolesterol yang dimilikinya. Biasanya, hal
itu disebabkan faktor metabolisme di dalam tubuhnya yang telah terbentuk
sehingga menghasilkan kolesterol berlebih di dalam tubuhnya.
Walaupun tidak dapat diubah,
seseorang yang memiliki resiko yang tinggi karena faktor genetik dapat
mengurangi kadar kolesterolnya yang tinggi dengan mengontrol kadar kolesterol
yang dimilikinya dengan cara tidak merokok, kontrol berat badan, kontrol
tekanan darah, rutin berolahraga, dan secara rutin memeriksakan kesehatannya
pada dokter.
Biasanya, jika pasien tetap tidak
dapat mengontrol kadar kolesterolnya dengan diet, dokter akan meresepkan
obat-obat tertentu. Selain karena faktor genetik, kolesterol tinggi juga
dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat dan beberapa faktor. Mari kita
perhatikan masing-masing.
Faktor Usia
Resiko akan semakin meningkat seraya
usia bertambah. Menurut sebuah organisasi kolesterol, resiko kolesterol tinggi
akan meningkat pada pria berusia di atas 45 tahun dan pada wanita di atas 55
tahun. Bagi perempuan, biasanya kadar kolesterol ini akan meningkat
ketika masa menopause.
Meskipun begitu, resiko tidak
menghilang begitu saja pada usia muda. Laporan badan kesehatan dunia pada tahun
2002 mencatat bahwa sebanyak 4,4 juta kematian diakibatkan kolesterol tinggi
dan sekitar 7,9 % diketahui sebagai orang muda. Jadi usia muda pun memungkinkan
mengalami kolesterol tinggi. Pada orang muda, selain didukung oleh faktor
genetik, faktor gaya hidup dan pola makan tidak sehat merupakan penyebabnya.
Pola Makan yang Tidak Sehat
Kadar kolesterol yang tinggi pada
seseorang seringkali dipengaruhi oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Makanan
seperti daging merah, sosis, burger, kue-kue banyak mengandung kolesterol yang
tinggi. Pada orang-orang yang tidak menjaga makanan yang dikonsumsinya, resiko
kolesterol tinggi pun akan semakin besar.
Kurang Olahraga
Menurut dr.Rachmad Wishnu
Hidayat, Sp.KO, penelitian menunjukkan bahwa olahraga akan meningkatkan
kadar kolesterol baik (HDL) 3-6% dan menurunkan kolesterol jahat (LDL) sampai
10%. Selain itu kadar trigliserida juga
akan ikut turun. "Tentu saja efek ini tidak bisa didapat dari olahraga
saja tapi harus diperkuat dengan diet. Pendekatannya harus multidisiplin,"
lanjut dr.Wishnu.
Olahraga dapat meningkatkan ukuran
dan jumlah protein pengangkut kolesterol di darah. Hal tersebut baik
karena lipoprotein berukuran besar tidak bisa ditimbun dalam darah. Efeknya, resiko penimbunan
kolesterol dalam darah dan pembuluh darah berkurang. Selain itu, orang yang
menderita hiperkolesterol adalah orang yang obesitas sehingga penurunan berat
badan karena olahraga akan ikut menurunkan kolesterol juga.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi dalam tubuh
akan memompa jantung untuk bekerja lebih keras dibandingkan biasanya sehingga
aliran darah akan menjadi lebih cepat. Akibatnya, saluran pembuluh darah
semakin kuat menekan pembuluh darah sehingga dapat merusak jaringan pembuluh
darah. Pembuluh darah yang rusak merupakan tempat yang sangat kondusif bagi
melekat dan menumpuknya kolesterol dalam pembuluh darah.
Stres
Stres banyak dihubungkan dengan
darah tinggi dan penyakit jantung karena sangat berkaitan dengan sistem
peredararan darah. Bagaimana stres berpengaruh pada peningkatan kolesterol?
Stres menstimulasi beberapa sistem tubuh misalnya yang berkaitan dengan sistem
hormonal. Hormon-hormon
tersebut memiliki misi mempersiapkan tubuh agar dapat menghadapi stres sehingga
memberikan efek terhadap kerja sistem organ. Misalnya, pada saat stres, hormon
kortisol dilepaskan. Akibatnya,
terjadi penguraian lemak di dalam tubuh di mana terjadi pembebasan lemak ke
dalam darah dan memicu peningkatan kadar kolesterol.
Penderita Diabetes
Biasanya pada penderita diabetes
yang memiliki kadar gula yang tinggi, kolesterol LDL dalam darahnya ditemukan
lebih padat dan ukurannya lebih kecil sehingga mudah masuk dan menempel pada
pembuluh darah di lapisannya yang terdalam. Kondisi tersebut memudahkan penimbunan
plak-plak kolesterol di dalam pembuluh darah (aterosklerosis).
Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menyebabkan gangguan
metabolisme lemak dalam darah. Pada orang-orang yang merokok, kadar LDL mereka
ditemukan dalam jumlah yang tinggi sedangkan kadar HDL nya rendah. Merokok
dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan
tekanan darah pada nadi, merusak lapisan dalam pembuluh darah, serta mengganggu
irama jantung.
Sumber: http://www.deherba.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar