Jakarta - Demokrasi liberal yang dianut di
Indonesia memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada warga negara dalam
menentukan pilihan politik, baik itu untuk memilih dan juga dipilih. Mereka
yang memilih sebagai pemilih/konstituen memiliki tanggungjawab dalam menentukan
pemimpin yang akan dipilih. Sedangkan mereka yang menginginkan jadi pemimpin
harus berpolitik dalam rangka menarik hati rakyat agar dipilih sebagai
pemimpin. Pilihan kedua merupakan pilihan yang sulit karena menyangkut dengan
tanggungjawab dan kepercayaan. (Farhan
Effendy, S. Fil. MAP sosok Dewan Pakar Nusantara/Pengurus DPP Partai Demokrat).
Sistem
politik di Indonesia sangat didominasi oleh partai politik. Bagi mereka yang
menginginkan menjadi pejabat legislatif dan eksekutif harus memiliki dukungan
secara politik, dan otomatis mereka harus masuk ke dalam salah satu parpol
sebagai kendaraan. Parpol merupakan alat dalam mekanisme perpolitikan di
Indonesia. Tanpa melalui partai politik mereka akan sulit masuk pertarungan
politik dalam rangka merebut kekuasan.
Sebagai
alat dalam merebut kekuasaan, partai politik sangat memberi pengaruh besar dalam
menentukan seorang calon yang akan menduduki posisi tertentu. Dengan mekanisme
dan aturan sedemikian rupa partai politik memiliki arti penting dan sangat
menentukan dalam memilih figur atau calon dalam memperebutkan jabatan tertentu.
Maka parpol sebagai pintu utama perebutan kekuasaan memiliki legitimasi yang
sangat kuat dalam menentukan calon pemimpin yang baik dan sebaliknya.
Direktur
LSM FAB-Indonesia, Yudistira Ardy Rukka mengatakan, Pemilu Legislatif dan
Pemilu Pilpres 2014, harus dimanfaatkan dengan baik oleh rakyat untuk memilih
calon wakilnya yang akan duduk di parlemen. Sebab, kalau salah memilih, rakyat
akan menanggung resikonya lima tahun ke depan. Langkah pertama untuk mengubah
Indonesia adalah dengan cara mengubah wajah parlemen yaitu implementasi Pemilu
2014.
Memilih
pemimpin yang cerdas tahun 2014, menurut saya sama dengan memilih produk yang
berkualitas. Hal sesuai dengan pemikiran Dewi Odjar, Deputi Informasi dan
Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengimbau
masyarakat Indonesia menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih produk yang
mereka inginkan, yakni dengan mengutamakan produk-produk yang telah memiliki
label Standar Nasional Indonesia (SNI). Jika tidak,
maka rugi sendiri dan orang lain.
Para
pekerja politik atau politisi merupakan figur yang memiliki semangat
menggenggam kekuasaan. Berpolitik adalah sebuah pilihan dari keinginan
berkuasa. Politisi sebagai calon pemimpin yang akan diberi mandat oleh rakyat
dalam menentukan nasib rakyat kedepan sangat diharapkan mampu mengemban amanah
tersebut. Harapan kepada calon pemimpin adalah kesejahteraan hingga ketenangan
batin, karena sebagai penguasa mereka memiliki legitimasi dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang bersangkutan dengan kehidupan umum dalam berbangsa dan
bernegara.
Filsafat
Aristoteles tentang berpolitik mengungkapkan, jalan untuk memberikan
kesejahteraan kepada rakyat, maka berpolitik merupakan perjuangan yang mulia.
Tetapi dalam kenyataannya, masyarakat masih banyak bersifat apolitis
dikarenakan ulah politisi tersebut yang tidak bisa amanah terhadap kepercayaan
rakyat. Politisi dianggap sebagai sekumpulan orang yang hanya menebar janji
dengan kepentingan berkuasa. Mereka akan melakukan apapun demi memegang
kekuasaan.
Kekuatan politik di Indonesia sangat dominan dalam melakukan legitimasi kekuasaan. Kesewenang-wenangan penguasa seringkali diakibatkan oleh lemahnya hukum terhadap mereka yang memiliki posisi politik yang kuat. Hal inilah yang menjadikan politisi sulit dikontrol kekuasaannya karena menganggap dirinya kuat dan sulit tersentuh hukum. Dengan demikian, Rakyat sebagai pemilih sangat menentukan para politisi yang akan menjadi figur pemimpin baginya. Pemimpin sebagai sebuah amanah harus diberikan kepada figur yang tepat dan tidak akan berkhianat terhadap amanah rakyat dan konstitusi.
Kekuatan politik di Indonesia sangat dominan dalam melakukan legitimasi kekuasaan. Kesewenang-wenangan penguasa seringkali diakibatkan oleh lemahnya hukum terhadap mereka yang memiliki posisi politik yang kuat. Hal inilah yang menjadikan politisi sulit dikontrol kekuasaannya karena menganggap dirinya kuat dan sulit tersentuh hukum. Dengan demikian, Rakyat sebagai pemilih sangat menentukan para politisi yang akan menjadi figur pemimpin baginya. Pemimpin sebagai sebuah amanah harus diberikan kepada figur yang tepat dan tidak akan berkhianat terhadap amanah rakyat dan konstitusi.
Mereka harus menjadi figur
yang benar-benar meperjuangkan rakyat. Semakin banyaknya politisi yang
melakukan pelanggaran hukum ini harus menjadi acuan bagi rakyat dalam
menentukan pemimpin masa depan. Rakyat harus sadar dan banyak belajar pengalaman
masa lalu dalam memilih pemimpin dan harus lebih hati-hati dalam memberikan
pilihan. Ok, bro! (Eggay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar