Oleh : Mochamad Purnaegi Safron
Intelijen dalam bahasa Indonesia
merupakan terjemahan langsung dari Intelligence (N) dalam bahasa Inggris yang
berarti kemampuan berpikir/analisa manusia. Mudahnya kita lihat saja test IQ
(Intelligence Quotient), itulah makna dasar dari Intelijen.
Intelijen atau Intelligence berarti juga seni mencari, mengumpulkan dan mengolah
informasi strategis yang diperlukan sebuah negara tentang negara “musuh”. Dari
definisi ini berkembang istilah counter intelligence yang merupakan lawan kata
dari intelligence. Intelijen juga merujuk pada organisasi yang melakukan seni
pencarian, pengumpulan dan pengolahan informasi tersebut di atas. Dengan
definisi ini intelijen juga mencakup orang-orang yang berada di dalam
organisasi intelijen termasuk sistem operasi dan analisanya.
USA, Russia (sejak era Uni Soviet)
adalah dua negara yang mengembangkan intelligence mengarah pada sebuah field
science baru. Keberadaan sejumlah Akademi di Russia, bahkan Sekolah Tinggi
sampai Graduate School di USA (bersepesialisasi di bidang intelijen) merupakan
langkah-langkah gradual menuju penciptaan field science of intelligence.
Sementara di sebagian besar negara
“besar” seperti Inggris, Perancis, dan China, Intelligence masih dianggap
sebagai seni yang dirahasiakan dan hanya diajarkan pada calon-calon agen
intelijen selama beberapa tahun.
Menurut
situs yang dikutip wikipedia.org, Intelijen (bahasa Inggris: intelligence)
adalah informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan
detail dan keakuratannya, berbeda dengan “data”, yang berupa informasi yang akurat,
atau “fakta” yang merupakan informasi yang telah diverifikasi. Intelijen kadang
disebut "data aktif" atau "intelijen aktif", informasi ini
biasanya mengenai rencana, keputusan dan kegiatan suatu pihak yang penting
untuk ditindak-lanjuti atau dianggap berharga dari sudut pandang organisasi
pengumpul intelijen. Pada dinas intelijen dan dinas terkait lainnya, intelijen
merupakan data aktif, ditambah dengan proses dan hasil dari pengumpulan dan
analisis data tersebut, yang terbentuk oleh jaringan yang kohesif.
Informasi yang dikumpulkan bisa
sulit untuk didapatkan, atau bahkan informasi rahasia yang didapatkan dengan
spionase ("sumber tertutup"), atau dapat juga berupa informasi yang
tersedia bebas, di surat kabar atau internet ("sumber terbuka").
Secara tradisional, pengumpulan intelijen berupa pengumpulan informasi dari
segala sumber, lalu penyimpanan dan pengurutan informasi tersebut, dan
diperkirakan sebagian kecil dari yang terkumpul akan berguna kemudian. Hasil
dari pengumpulan intelijen ("produk") dan sumber serta metode
pengumpulannya ("tradecraft") seringkali dirahasiakan.
Personel intelijen dibekali
kemampuan lebih atau dapat dikatakan, orang yang menjadi intelijen ialah
orang-orang pilihan terbaik. Kebanyakan mereka berkamuflase lebih hebat
sehingga sangat sulit dan bahkan tak terlihat ketika berbaur dengan masyarakat
sipil atau berbaur dengan pihak musuh karena mereka memegang prinsip 1000
cover, artinya personel intelijen tersebut memiliki 1000 id yang mana id id
tersebut menutupi identitas asli personel intelijen tersebut. Beban berat dan
tugas berat selalu dipundak mereka. Ibarat misi berhasil tak dipuji. Misi tak
berhasil dicacimaki, matipun tak ada yang mengakui.
Jenis Intelijen
Intelijen pemerintah biasanya
diserahkan pada dinas intelijen, yang umumnya diberikan dana besar yang
dirahasiakan. Dinas-dinas ini mengumpulkan informasi dengan berbagai cara, dari
penggunaan agen rahasia, menyadap saluran komunikasi sampai penggunaan satelit
pengintai.
Intelijen militer adalah kegiatan
dalam perang yang melakukan pengumpulan, analisis dan tindak lanjut atas
informasi tentang musuh di lapangan. Kegiatan ini memakai mata-mata, pengintai,
peralatan pengamatan yang canggih serta agen rahasia.
Sifat
operasi intelijen
1.
Operasi
Taktis
yaitu operasi yang dilakukan untuk mendukung operasi-operasi
taktis yang dilakukan dalam jangka waktu dan kegiatan tertentu, umumnya
dilakukan oleh angkatan bersenjata dalam operasi operasi militernya.
2.
Operasi
Strategis
yakni operasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data
informasi dan kegiatan lain untuk kepentingan strategis umumnya dilakukan
dengan jangka panjang.
Pada
dasarnya, intelijen adalah bersifat mengumpulkan informasi. Pada
perkembangannya terutama yang berurusan dengan masalah negara, juga ditambah
dengan usaha sejauh mana menyelesaikan setiap ancaman yang dilakukan secara
efektif, rahasia, dan langsung menuju sasarannya yang dikenal dengan operasi
intelijen yang sering dikenal juga dengan operasi klandestin.
Sebagai contoh di Amerika Serikat terdapat undang-undang intelijen yang isinya "serta
usaha usaha yang dilaksanakan untuk menghadapi ancaman terhadap kepentingan
nasional". Maka mucullah operasi-operasi seperti usaha penggulingan
terhadap Presiden Soekarno dengan memberikan bantuan senjata kepada kaum
pemberontak pada dekade 1950-an, Invasi Teluk Babi di Kuba tahun 1960-an, usaha
pembunuhan Presiden Saddam Hussin dan lain-lain.
Hakikat Keberadaan Organisasi
Intelijen
Sebagian orang menyangka keberadaan
organisasi intelijen semata-mata hanya untuk kepentingan pemerintah atau elit
politik yang berkuasa. Hal ini merupakan kekeliruan persepsi yang sangat
membahayakan bagi nama baik sebuah organisasi intelijen. Dalam kasus kebijakan
represif negara junta militer, otoriter, rejim komunis dan revolusi sejenisnya,
memang terjadi penyimpangan fungsi intelijen yang hakikatnya ditujukan untuk
menghadapi ancaman dari luar negara menjadi alat represi bagi pemerintah.
Teknik, mekanisme kerja, sistem
analisa dan produk yang dihasilkan organisasi intelijen di manapun di dunia
adalah sejenis, yaitu berupa hasil olah analisa berdasarkan data-data yang
akurat dan tepat serta disampaikan secepat mungkin kepada para pengambil
keputusan dalam sebuah negara.
Tidak ada yang misterius, aneh
ataupun luar biasa dalam organisasi intelijen. Secara historis dan alamiah,
organisasi intelijen memiliki ciri tertentu yang telah diketahui masyarakat
luas, yaitu prinsip kerahasiaan. Ciri utama inilah yang kemudian menimbulkan
tanda-tanya bagi masyarakat. Selanjutnya timbul pula praduga-praduga yang belum
tentu benar sehingga mitologi intelijen menjadi semakin kabur dalam
bayang-bayang cerita atau kisah nyata, cerita fiksi dan fakta terjadinya
peristiwa yang sulit diungkapkan secara transparan kepada khalayak.
Definisi tugas pokok intelijen di
seluruh dunia cukup jelas, yaitu pada umumnya bertugas mengumpulkan intelijen
(informasi) dan melakukan operasi tertutup (kegiatan rahasia) di luar negeri.
Intisari dua kegiatan utama tersebut adalah mengidentifikasi dan mencegah
ancaman terhadap negara dan warga negara serta untuk meningkatkan keamanan dan
keselamatan negara.
Sementara itu, apa yang dimaksud
dengan kegiatan intelijen di dalam negeri adalah kontra-intelijen
(kontra-spionase), yaitu kegiatan rahasia yang ditujukan untuk mendeteksi
kegiatan intelijen negara asing di dalam wilayah teritorial negara kita. Dalam
perkembangannya kegiatan kontra-intelijen lebih ditujukan untuk menangkal
kegiatan terorisme internasional maupun kejahatan trans-nasional.
Tidak ada istilah meng-inteli warga
negara yang “kontra” pemerintah. Model ini hanya ada dan muncul di
negara-negara blok komunis, junta militer dan negara otoriter dengan tujuan
melanggengkan kekuasaan. Sementara di negara demokrasi, transparansi dan
persaingan politik yang sehat dalam koridor hukum sewajibnya diterima sebagai
aturan main dan intelijen harus “bersih” dari soal dukung-mendukung kekuatan
politik yang bersaing di dalam negeri. Sangat mirip dengan peranan militer
dalam negara demokrasi.
Apa yang sering disebut sebagai
intelijen tingkat instansi dan intelijen polisi lebih mengarah pada spesifikasi
sasaran operasi, dan mereka tidak melakukan operasi intelijen seperti
hakikatnya intelijen. Apa yang mereka lakukan adalah penyelidikan dan
penyidikan atas suatu pelanggaran hukum. Adapun teknik dan mekanisme kerjanya
bisa saja sama dengan intelijen “murni”.
Intelijen militer bisa dianggap
sebagai saudara kandung intelijen sipil. Tujuan, motivasi dan hakikat
operasinya bisa dikatakan sama. Hanya saja cakupan ruang operasinya yang
sedikit berbeda, bahkan seringkali terjadi operasi gabungan sesuai dengan
kemampuan dan bidang masing-masing. Perbedaan hanya sedikit dalam tujuan
operasi taktis (jangka pendek), sekedar contoh misalnya signal intelligence (SIGINT) sangat vital bagi intelijen
militer karena terkait dengan pendeteksian mobilisasi militer asing yang
menjadi pihak lawan (oposisi). Sementara itu, SIGINT bagi intelijen sipil lebih
bermanfaat dalam mengamankan operasi tertutup di negara lawan dengan melakukan
coding informasi yang rumit dan sulit dipecahkan lawan.
Meskipun dinamakan Organisasi
Intelijen Sipil, organisasi intelijen yang baik tidak bisa hanya berwarna sipil
karena pentingnya sentuhan militer. Hakikatnya merupakan gabungan antara
kemampuan militer (tempur) atau combatants dan petugas intelijen (intelligence
officers). Dengan kata lain, meskipun seorang anggota intelijen berlatar
belakang militer dia juga punya kemampuan seluwes orang sipil. Sebaliknya
petugas intelijen sipil wajib mempunyai kemampuan militer yang cukup. Mereka
semua wajib untuk loyal dan bersumpah setia demi keselamatan rakyat dan negara.
Intelktual, bakat, dedikasi dan keberanian adalah beberapa hal yang menjadi
modal utama insan intelijen baik sipil maupun militer.
Kegiatan Rahasia
Metode pengumpulan informasi oleh
organisasi intelijen di seluruh dunia selalu mengandalkan human intelligence
(humint). Pertanyaannya kemudian adalah apakah metode klasik penyampaian
informasi ke kantor pusat masih saja berlangsung. Pola-pola operasi dead drop
microfiche dan brushpass, dll tampaknya semakin rawan. Sementara komunikasi
melalui internet jelas sangat terbuka oleh program-program deteksi semacam cyberspy dan kaum hacker serta sistem pengawasan oleh provider internet dan
pemerintah.
Sistem pengawasan lingkungan yang
semakin ketat sejalan dengan perkembangan teknologi mau tidak mau akan
menyulitkan kegiatan rahasia di luar negeri. Berbeda dengan kegiatan rahasia di
dalam negeri, kegiatan rahasia di luar negeri tidak saja beresiko karena
melanggar hukum sebuah negara melainkan juga karena bisa merusak kredibilitas
sebuah negara di mata negara yang dimata-matai. Lebih jauh merusak hubungan
diplomatik.
Tentu tidak seluruhnya demikian, hal
tersebut di atas hanya terjadi diantara organisasi yang sudah menjadi counterpart
dan memiliki kesepakatan untuk bekerjasama. Tentu masih ada hal-hal yang
bersifat spionase dalam kadar yang relatif berbeda-beda.
Dalam kehidupan sehari – hari
disadari atau tidak, kegiatan intelijen sering dilakukan dalam rangka pengambilan
keputusan, yaitu melalui pertimbangan – pertimbangan yang matang dengan
dilandasi oleh adanya bahan – bahan keterangan yang ada atau yang dicari.
Sebagai contoh dapat dikemukakan adanya satu peribahasa yang berbunyi “sedia
payung sebelum hujan”. Pentingnya membawa payung pada saat bepergian merupakan
suatu keputusan yang diambil karena dilandasi adanya fakta bahwa pada saat itu
sedang musim hujan sehingga bepergian yang dilakukannya berjalan lancar, dengan
demikian tujuan yang diinginkan dapat dicapai tanpa hambatan.
Apabila contoh individual tersebut
diproyeksikan dalam kehidupan bernegara, seperti yang diuraikan oleh ahli
strategi China, Sun Tzu : yang berbunyi “jika kamu mengenal musuh dan dirimu
sendiri, kamu tidak perlu takut akan hasil 100 pertempuran. Jika kamu mengenal
dirimu sendiri tanpa mengenal musuhmu, maka setiap yang diperoleh kamu juga
akan menderita. Jika kamu tidak mengenal musuhmu dan dirimu sendiri, maka kamu
akan menderita kekalahan dalam setiap pertempuran”. Contoh kedua ini menunjukkan
bahwa segala usaha/kegiatan untuk memperoleh pengetahuan tentang kemampuan kita
dan kemampuan musuh merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Setiap negara dengan berbagai macam
cara berupaya untuk mengetahui sebanyak – banyaknya tentang kehidupan
bangsa/negara sendiri dan tentang bangsa/negara lain, serta berusaha untuk
menutupi kegiatan negara sendiri terhadap kehendak lawan yang berniat
mengetahuinya, agar tujuan, cita – cita dan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan
dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Usaha kegiatan tersebut pada
dasarnya adalah intelijen. Jadi jelas jika intelijen ditinjau dari fungsi
penyelenggaraan dan peranannya adalah sangat penting, terutama dalam
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dalam upaya mencapai cita – cita.
Itulah gambaran umum tentang
intelijen, baik dalam keadaan sehari – hari dalam lingkup terbatas maupun dalam
kehidupan berskala besar. Untuk itu, Intelijen pada kehidupan bernegara
senantiasa tidak terlepas dari adanya ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan), sehingga dituntut memiliki sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan
penyelidikan, kemampuan pengamanan dan kemampuan penggalangan.
Semoaga
Allah SWT tetap memberikan kekuatan, keimanan serta ketaqwaan kepada insan
intelijen untuk tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesa serta
dimata dunia menjadi perhitungan. Amin.
http://serbasejarah.wordprss.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Intelijen
http://prabugomong.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar