Oleh
Mochamad Purnaegi Safron
Semua Negara maju dan berkembang untuk memajukan
perekonomiannya pasti memerlukan strategi bisnis. Tindakan tersebut untuk
memajukan dan mensejahterahkan rakyatnya. Untuk memajukan perekonomiannya setiap
Negara memiliki system bisnis untuk kelangsungan hidup. Negara hidup tidak terlepas ekonomi dari aktivitas
perekonomiannya sehingga manusia dan Negara dapat hidup secara berkelanjutan.
Perang ekonomi untuk merebut persaingan dan
keuntungan menjadi target dan sasaran setiap perusahaan sehingga diperlukan
bisnis intelijen (Business
Intelligence).
Dengan strategi bisnis intelijen maka semua pelaku ekonomi mendapatkan kekuatan
dan kelemahan dalam perang intelijen terhadap persaingannya.
Dengan
Business Intelligence, manajemen akan mendapatkan informasi yang
berkualitas dari kegiatan bisnisnya secara tepat waktu, akurat dan reliabel
melalui saluran komunikasi data, sehingga memudahkan pimpinan perusahaan dalam
proses pengambilan keputusan yang penting dan bersifat strategis, seperti
tujuan jangka panjang perusahaan, pengembangan perusahaan serta tujuan khusus
yang akan dicapai perusahaan, Semakin tinggi tingkat kompetisi antar
perusahaan, maka peranan Business Intelligence menjadi
semakin penting.
Business Intelligence selain pengambilan keputusan juga
berguna
untuk meninjau bagaimana informasi internal dan informasi eksternal institusi
atau perusahaan secara autentik, sehingga dapat menggerakkan strategi-strategi
bisnis, melaui proses pengambilan keputusan yang handal, baik ketika melakukan
perencanaan, pengorganisasian maupun pada tahap implementasi dan
pengendalian, sehingga institusi atau perusahaan mampu memenangkan
persaingan bisnisnya di era manajemen.
Selain itu, Business
Intelligence berguna pula
untuk meninjau bagaimana informasi internal dan informasi eksternal institusi
atau perusahaan secara autentik, sehingga dapat menggerakkan strategi-strategi
bisnis, melaui proses pengambilan keputusan yang handal, baik ketika melakukan
perencanaan, pengorganisasian maupun pada tahap implementasi dan
pengendalian, sehingga institusi atau perusahaan mampu memenangkan
persaingan bisnisnya di era manajemen.
Intelijen
bisnis dapat menangani sejumlah besar informasi untuk membantu mengidentifikasi
dan mengembangkan peluang baru dalam dunia bisnis. Dengan memanfaatkan
intelijen bisnis, kita akan bisa mendapatkan peluang baru dan menerapkan
strategi yang efektif sehingga mampu menghasilkan keuntungan pasar kompetitif
dan stabilitas jangka panjang.
Intelejen Bisnis dalam dunia intelijen mengandung arti melakukan kegiatan penyelidikan dalam dunia bisnis dengan menggunakan konsep-konsep dan metode dunia inteljen militer yang diaplikasikan dalam dunia bisnis secara sistematis dan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah, serta dilakukan secara terbuka, berbeda dengan istilah ”spionase bisnis” yang kegiatan penyelidikannya dilakukan secara rahasia, ilegal dan tertutup, misalnya pencurian data penting di perusahaan tertentu.
Dengan
bantuan Teknologi Informasi, intelijen bisnis mampu memberikan gambaran tentang
sejarah operasi bisnis, kondisi bisnis saat ini dan prediksi operasi bisnis
dimasa datang. Fungsi umum dari teknologi intelijen bisnis adalah melaporkan,
pengolahan analisis online, data mining , data mining , pengolahan informasi
kompleks, bisnis manajemen kinerja, analisis prediktif dan analisis preskriptif
.
Teori Intelijen Bisnis
Menurut Richard
Coombs Intelijen Bisnis adalah sebuah alternatif terminologi bagi
Competitive Intelligence. Definisinya adalah kegiatan-kegiatan monitoring
lingkungan eksternal sebuah perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan
bagi proses pembuatan kebijakan perusahaan tersebut. (Richard Coombs
,Competitive intelligence handbook. University Press ofAmerica, Bab I).
Edward
David (2000)
berpendapat bahwa evolusi Sistem Informasi Eksekutif dan DSS telah berkembang
menjadi konsep Business Intelligence (Intelejen Bisnis), yaitu
suatu cara untuk mengumpulkan, menyimpan, mengorganisasikan, membentuk ulang,
meringkas data serta menyediakan informasi, baik berupa data aktifitas bisnis
internal perusahaan, maupun data aktifitas bisnis eksternal perusahaan termasuk
aktifitas bisnis para pesaing yang mudah diakses serta dianalisis untuk
berbagai kegiatan manajemen.
Cliff Nelson (1997) dari PT.
Oracle Indonesia menjabarkan prinsip-prinsip Business
Intelligence dibangun berdasarkan
karakteristik-karakteristik baru, yaitu:
- Keterbukaan : Kemajuan konsep-konsep bisnis seperti E-Commerce, E-Business atau E-Government, menuntut adanya peningkatan nilai keterbukaan informasi, salah satunya disebabkan oleh pemanfaatanWorld Wide Web (WWW) di dunia internet yang berdampak pada tuntutan bagi para pimpinan perusahaan untuk senantiasa menyajikan dan sekaligus melindungi kepemilikan informasi rahasia perusahaan, melalui aplikasi-aplikasi teknologi yang tepat guna. Selain itu juga dapat membantu manajemen puncak untuk menggunakan Business Intelligence dengan cara tak terbatas dalam menjalankan manajemen bisnis sehari-hari. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pelanggan dan pengguna internet di Indonesia yang pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 800.000 pelanggan dan 7.550.000 pengguna, dengan dukungan sekitar 135 ISP (Internet Service Provider) – sumber: APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
- Sensitivitas Waktu: Dengan diimplementasikan konsep on-line computing dilingkungan perusahaan untuk mendukung proses bisnisnya, maka kebutuhan akan informasi menjadi bersifat peka waktu (time-sensitive). Seperti inilah yang dituntut oleh seorang pimpinan perusahaan modern untuk mengelola rangkaian entitas bisnis, karena eratnya relevansi waktu dengan informasi operasional yang akurat dalam proses pengambilan keputusan bisnis.
- Ketepatan: Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip Business Intelligence dalam sebuah computer network diperlukan ketepatan data atau informasi, baik yang bersumber dari internal maupun dari eksternal perusahaan, sehingga sangat dimungkinkan suatu perusahaan benar-benar dengan mudah mengekstraksi informasi secara on-line dengan tepat, seperti prakiraan penjualan, logistik dan manajemen mata rantai suplai, tingkah laku dan kepuasan konsumen, analisa biaya dan manajemen finansial, perencanaan sumberdaya manusia dan pengembangan produk.
- Saling Ketergantungan : Untuk benar-benar efisien dan terdepan dalam persaingan bisnis, para pemimpin bisnis perlu untuk mengikuti perkembangan di sekitar perusahaannya. Bukan hanya perkembangan yang terjadi di dalam perusahaan sendiri, tetapi juga perkembangan di luar perusahaannya, termasuk di dalamnya mitra bisnis, pelanggan dan pemasok. Dengan adanya tingkat ketergantungan tersebut, manajemen puncak perlu menjaga mitra bisnis mereka dalam suatu extended enterprise, yang selalu mengikuti segala gerakan-gerakan strategis yang menentukan arah bisnis.
- Tipe Data : Pandangan tradisional, bahwa informasi korporat kebanyakan berbasis teks (text-based)merupakan pandangan yang sudah usang, karena kenyataan yang ada saat ini pangkalan data atau Data Warehousing di suatu perusahaan tidak dibatasi hanya berupa data tekstual, akan tetapi terdiri dari berbagai tipe data dengan format yang berbeda, seperti video, audio, tekstual dan data spasial. Hal ini tentu meningkatkan kekayaan informasi dari manajemen informasi perusahaan dan sejalan dengan tuntutan dalamBusiness Intelligence, karena keberadaannya telah memperluas batas-batas analisa dan presentasi data untuk mendukung sistem informasi eksekutif, apalagi data multimedia tersebut ditampilkan dengan berbasis internet. Oleh karena itu para desainer Business Intelligence System perlu mewaspadai perkembangan ini, agar Executive information layer dapat memanfaatkan beragam tipe data tersebut dan menggunakannya untuk meyakinkan dalam proses pengambilan keputusannya.
Intelijen
bisnis pertama kali digunakan oleh Hans Peter, seorang peneliti di IBM, dalam
sebuah artikel pada tahun 1958. Bisnis intelijen merupakan evolusi dari sistem
pendukung keputusan Decision Support Systems (DSS) yang dimulai pada tahun 1960
dan dikembangkan pada tahun 1980-an . DSS berasal dari model dibantu komputer
dibuat untuk membantu pengambilan keputusan atau Executive Information Systems
(EIS) dan perencanaan. Dari DSS, Data Warehouse, Sistem Informasi Eksekutif
(EIS), OLAP dan akhirnya menjadi intelijen bisnis. Suatu metamorfosa yang
hebat.
Pada tahun 1989 , Howard Dresner, seorang analis Gartner Group, mengusulkan agar istilah intelijen bisnis dipakai untuk menggambarkan konsep dan metode untuk meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan menggunakan sistem pendukung berbasis fakta. Pada akhir tahun 1990, Bussiness Intelligence menjadi berkembang demikian pesat.
Aktifitas Bisnis Intelijen
Business Intelligence menyakut
berbagai aktifitas diantaranya;
- Studi perusahaan pesaing produk sejenis dan strategi memenangkan persaingan.
- Mengelola informasi mengenai data statistik pelanggan potensial, area potensial, kondisi ekonomi, sosial budaya dan politik lingkungan dunia usaha.
- Pengamatan daerah operasi bisnis untuk kepentingan strategis perusahaan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal perusahaan.
- Analisa Pasar mengenai jumlah dan area peredaran produk yang diminati oleh pelanggan, ancaman dan peluang yang ada, masa depan produk, tendensi pasar dll.
Seiring
perkembangan jaman, saat ini, Bussiness Intelligence bisa didefinisikan menjadi
seperangkat metodologi, proses, arsitektur, dan teknologi yang mengubah data
mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna digunakan untuk memungkinkan
wawasan strategis yang lebih efektif, taktis, dan operasional dan pengambilan
keputusan. Apabila menggunakan definisi ini, intelijen bisnis juga mencakup
teknologi seperti integrasi data, kualitas data, data pergudangan, magister
manajemen data, teks dan analisis konten, dan banyak orang lain yang pasar
kadang-kadang benjolan ke segmen manajemen Informasi.
Bisnis intelijen dapat diterapkan untuk tujuan bisnis dalam rangka mendorong nilai bisnis:
1. Pengukuran – aplikasi/program yang mampu menciptakan hirarki metrik kinerja dan benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan menuju tujuan bisnis.
2. Analytics - aplikasi/program yang mampu membangun proses kuantitatif untuk bisnis untuk sampai pada keputusan yang optimal dan untuk melakukan bisnis penemuan pengetahuan. Pada proses analisis ini, sering melibatkan : data mining, data proccess, analisis statistik, analisis prediktif, pemodelan prediktif, pemodelan proses bisnis, pengolahan informasi kompleks dan analisis preskriptif .
3. Pelaporan - aplikasi/program yang mampu membangun infrastruktur untuk pelaporan strategis untuk melayani manajemen strategis bisnis, bukan pelaporan operasional. Sering melibatkan visualisasi data, sistem informasi eksekutif dan OLAP .
4. Kolaborasi/platform kolaborasi - aplikasi/program yang mampu mendapat area yang berbeda (baik di dalam dan di luar bisnis) untuk bekerja sama melalui berbagi data dan pertukaran data elektronik.
5. Pengetahuan manajemen - aplikasi/ program yang mampu membuat data perusahaan didorong melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan, merepresentasikan , mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman yang pengetahuan bisnis sejati.
Dengan mempelajari ilmu bisnis
intelijen maka era persaingan yang makin mengganas, sehingga banyak cara harus dilakukan
untuk tidak hanya tetap bertahan/survive, akan tetapi juga tumbuh dan
menghasilkan profit. Keuntungan yang kita harus capai pun tidak cukup
hanya sekedar untung, tetapi harus signifikan agar dimungkinkan adanya ekspansi
dan akuisisi.
Tujuan persaingan sekarang tidak
boleh dipandang sebagai pemacu agar bisa memberikan layanan yang baik saja.
Tapi persaingan sekarang harus dipandang sebagai persaingan hidup dan mati.
Siapa yang kuat, dia yang menang. Jangan ragu untuk menggunakan prinsip
tersebut. Dalam persaingan, kita tidak boleh setengah-setengah. Karena itu akan
menjadi titik lemah kita yang akan berakibat sangat fatal. Kekuatan,
agresifitas dan totalitas dalam bersaing harus terus dipegang.
Sumber
:
http://www.etunas.com/pengantar-bisnis-intelejen.
http://kj-jogja.blogspot.com/sistem-intelegen-bisnis
http://fatkhurrozak.wordpress.com/bisnis-intelijen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar