Oleh : Mochamad Purnaegi Safron
Berbicara ghibah (gosip), sepertinya
sudah lekat dengan kehidupan kita sehari-hari baik di infotaiment maupun kong
kong kow. Tanpa sadar, seringkali kita juga ikut terbawa
menggosip. Dan oleh karena
itu, kita beranggapan bahwa gosip
adalah masalah kecil, sehingga tidak perlu diributkan apalagi sampai
dilarang. Bahkan dengan bergosip acara kumpul-kumpul dengan teman bisa jadi
lebih seru. Ditambah media massa dan elektronik saat ini yang juga tidak
terlepas dari acara gosip, membuat mereka menjadi semakin yakin
bahwa gosip mereka yang termasuk gosip ringan tidak perlu dilarang.
Pemikiran yang seperti itu tentu tidak benar. Karena hal itu sudah pasti bertentangan dengan hukum syari’ah. Oleh karena
itu, untuk membangkitkan kesadaran
terdalam dan menggugah orang-orang memahami gentingnya perbuatan dosa itu, di sini
dibahas tentang arti ghibah yang sebenarnya. Sehingga diharapkan berdampak pada
beberapa perubahan positif di masyarakat dalam jangka panjang.
1. Menyimpan Rahasia (Aib) Saudara
Muslim
Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa menyimpan rahasia (aib) temannya, ALLAH menyimpan pula
rahasianya di hari kiamat. Dan barangsiapa membuka rahasia temannya sesama
muslim, ALLAH membukakan pula rahasianya, hingga ALLAH mempermalukan dia dalam
rumah tangganya” (Kado Pernikahan Untuk Istriku, 2001)
2. Jangan Membongkar Aib
Saudara Muslim
Rasulullah saw
bersabda, “Janganlah kamu menyakiti kaum muslim. Janganlah kamu mempermalukan
mereka. Janganlah kamu mengintip-ngintip (mencari-cari) aib mereka. Barangsiapa
yang membongkar-bongkar aib saudaranya orang islam, ALLAH akan membongkar
aibnya. Barangsiapa yg dibongkar aib nya oleh ALLAH, ALLAH akan mempermalukannya,
bahkan ditengah keluarganya” (Kado Pernikahan Untuk Istriku, 2001)
3. Allah Menutupi Aib
Hamba-Nya
Suatu ketika ada
seseorang yang tertangkap basah saat dia mencuri, lalu dia dibawa menghadap
Umar bin Khattab ra. Orang itu berkata kepada Umar, “Demi ALLAH, aku baru
melakukannya pertama kali”. Umar berkata, “Engkau bohong! Sesungguhnya ALLAH
tidak akan membongkar perbuatan jahat seseorang yang baru melakukannya pertama
kali”. (Akhlak Mulia, 2008)
ALLAH menutupi
aib dan dosa-dosa seorang hamba karena memberi kesempatan kepada hamba untuk
segera bertobat dan kembali kepada jalan ALLAH SWT. Jadi bagi yang merasa aib
dan dosa-dosanya masih ditutupi ALLAH, segeralah bertobat, sebelum aibnya
dibuka dan disiksa ALLAH.
4. Jangan Membuka Aib Keluarga
Ada seorang
laki-laki datang menghadap Umar bin Khattab, “Di masa jahiliah aku mempunyai
seorang putrid yg dulunya pernah aku kubur hidup-hidup sewaktu ia masih kecil.
Tetapi sebelum ia meninggal aku sempat mengeluarkan kembali dan ketika kami
masuk Islam maka ia pun ikut masuk islam bersamaku. Kemudian ia berzina
sehingga ia terkena hukum ALLAH. Maka aku ambilkan sebuah pisau agar ia
menyembelih dirinya sendiri. Ketika ia telah melukai dirinya, maka aku kasihan
kepadanya sehingga aku selamatkan ia. Kemudian ia segera bertobat dengan tobat
yang sesungguhnya. Ketika ia dipinang oleh seorang lelaki, maka aku kabarkan
segala yang pernah dialaminya.
Jawab Umar, “Mengapa engkau sengaja memberitahukan kepada orang lain tentang rahasia-rahasia yang telah ditutupi oleh ALLAH. Andaikata engkau beritakan kepada salah seorang pun tentang pengalaman pahitnya yang dialaminya tadi, pasti akan aku cambuk engkau di depan umum agar dijadikan pelajaran bagi orang lain. Sebaiknya segera engkau nikahkan ia dengan orang yang baik sebab ia adalah seorang wanita yang baik”.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menutupi keburukan seorang muslim, maka ia seperti seorang yang telah menyelamatkan jiwa seorang anak kecil yang dikubur hidup-hidup oleh ayahnya” (Kehidupan Para Sahabat Rosulullah saw, 2003)
5. Menutupi Aib Seorang Muslim
Abil Hatsam
bercerita, “Aku pernah berkata kepada Uqbah bin Amir bahwa ada tetanggaku yang
suka minum-minuman keras. Dan aku ingin melaporkan kejadian ini kepada polisi
agar polisi menangkap mereka”. Kata Uqbag, “Jangan engkau melakukan hal itu.
Sebaiknya berilah nasehat yang baik kepada mereka agar mereka bertobat”.
Kataku, “Aku telah sering memberi nasehat kepada mereka tapi tidak mau
menyadarinya sehingga ingin aku laporkan keadaan mereka kepada polisi”. Jawab
Uqbah, “Jangan kau lakukan hal itu, sebab aku mendengar Rosulullah saw
bersabda, “Barangsiapa menutupi keburukan seorang muslim, maka ia seperti
seorang yang telah menyelamatkan jiwa seorang anak kecil yang dikubur
hidup-hidup oleh ayahnya” (Kehidupan Para Sahabat Rasulullah saw, 2003)
http://cintaallahswt.wordpress.com
www.REPUBLIKA.CO.ID
http://evamasy.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar