Oleh :
Mochamad Purnaegi Safron.
Konflik TNI vs Polri yang terjadi di Batam sejak hari Rabu
(19/11/2014) akhirnya memakan satu korban. Konflik yang dimaksud yaitu ‘perang’
antara anggota TNI Yonif 134 /Tuah Sakti melawan Brimob Polda Kepulauan Riau.
Korban meninggal diketahui mengalami luka tembak di bagian dada, pundak, dan
mengalami pendarahan serius. Korban diketahui bernama JK Marpaung, salah satu
prajurit TNI berpangkat Praka (prajurit kepala). Korban yang dirawat di RSUD Embung Fatimah akhirnya menembus napas
terakhir untuk selamanya.
Dari kasus konflik tersebut dari
sekian beragam kasus bentrokan antara prajurit TNI dan Polri di tanah air dari
fenomena gunung es, yang mana dipermukaan intensitasnya terlihat sangat kecil
tetapi dibawahnya tersimpan banyak potensi bentrokan yang sewaktu-waktu dapat
meledak, tanpa mampu siapapun menghentikannya.
Dari kasus
tersebut, mendapat tanggapan dari Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan
Universitas Padjadjaran, Muradi, mengatakan, diduga kasus penembakan anggota
TNI di Batam terkait dengan konflik ekonomi antara TNI dan Polri. Aparat
keamanan kerap mengelola bisnis ilegal karena kurangnya anggaran negara untuk
kedua institusi tersebut.
Menurutnya, selama
negara belum memenuhi anggaran sebesar Rp8,5 juta per bulan untuk pangkat
terendah, ancaman bentrok TNI dan Polri yang berkaitan dengan tali uang itu
akan menjadi masalah terus berkelanjutan. Hal itu terbukti konflik di Batam berkaitan
dengan penimbunan BBM. Itu memang melibatkan anggota TNI yang luar biasa,
bahkan level perwira yang tidak tersentuh. Selanjutnya Muradi mengatakan,
melihat data Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad, konflik TNI-Polri pada
2014 tercatat terjadi sebanyak 8 kali. Bila dihitung dalam kurun 1999-2014,
jumlah insiden hampir mencapai 200 kasus dengan korban tewas sebanyak 20 orang.
Konflik institusi
TNI-Polri menjadi sorotan publik yang diberitakan
oleh berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Konflik tersebut berujung
pada terjadinya bentrokan fisik disertai unjuk kekuatan senjata lengkap dari
masing-masing pihak. Karena tidak ada menahan diri Akhirnya jatuh korban jiwa
dan rusaknya berbagai fasilitas milik publik maupun orang perorangan.
Banyak upaya yang dilakukan oleh
pimpinan TNI dan Polri guna meredam terjadinya bentrokan yang melibatkan
prajurit di kedua institusi tersebut, namun tampaknya upaya tersebut belum
berhasil sebagaimana diharapkan, mengingat penyelesaiannya seringkali tidak
menyentuh akar permasalahan.
Upaya yang selama ini dilakukan oleh
pimpinan kedua lembaga tersebut terkesan hanya sebatas melakukan perdamaian
atau sekedar saling maaf memaafkan, dengan kata lain hanya menyentuh
permukaannya saja, akibatnya bentrokan demi bentrokan terus terjadi, khususnya
di wilayah konflik. Padahal, apabila bentrokan tersebut tidak segera diatasi
dikhawatirkan akan berdampak negatif pada stabilitas Kamtibmas secara
keseluruhan yang pada akhirnya akan bermuara pada menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap kedua institusi tersebut.
Sumber konflik
Konflik yang terjadi antara prajurit
TNI dan Polri banyak terjadi pasca pemisahan Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri) dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)/Tentara
Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1999. Sekalipun pada masa sebelum pemisahan
ada juga konflik namun intensitasnya tidak sebanyak setelah terjadinya
pemisahan. Padahal ide dasar pemisahan kedua lembaga tersebut tidak lain agar
dapat meningkatkan profesionalitas fungsi dan organisatoris dari kedua
institusi tersebut, termasuk sumber daya manusianya sehingga dapat lebih
berdayaguna dan berhasilguna dalam melaksanakan tugas pokoknya masing-masing.
Sumber pertikaian di antara prajurit
kedua institusi penjaga keamanan tersebut seringkali berawal dari hal-hal
sepele dan sama sekali tidak terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing, seperti saling mengejek setelah pulang dari acara hiburan,
persoalan pacar, ketersinggungan karena saling pandang dan sebagainya.
Ironisnya, cara penyelesaian bentrokan justru sering dilakukan dengan
melibatkan kekuatan penuh pasukan, layaknya berperang dalam mempertahankan
negara, baik dari aspek sumber daya manusianya, fasilitas/peralatan yang
digunakan, karena tidak jarang pihak yang berkonflik menggunakan senjata api
dan kendaraan tempur, tidak terkecuali digunakannya taktik perang untuk melawan
demi “memenangkan” pertikaian.
Bentrok antara prajurit TNI dan
Polri tidak mustahil akan tetap terjadi dalam beberapa waktu ke depan, terkait
masih kuatnya ego masing-masing institusi pasca pemisahan serta besarnya
tingkat emosional dari masing-masing prajurit yang disebabkan oleh berbagai
faktor.
Dengan mengacu pada beberapa kasus
bentrokan yang terjadi antara prajurit TNI dan Polri di beberapa wilayah, dapat
diperinci penyebab munculnya konflik, di antaranya:
- Masih muncul pandangan dikalangan prajurit TNI bahwa kedudukan TNI dianggap lebih tinggi dibandingkan prajurit Polri;
- Pada saat TNI dan Polri tidak lagi berada di bawah satu komando, masing-masing anggota merasa tidak perlu saling menghormati;
- Kesenjangan penerimaan fasilitas saat melaksanakan tugas;
- Gaya hidup anggota Polri terkesan lebih “makmur;” dibandingkan anggota TNI sehingga memunculkan kecemburuan;
- Rasa setia kawan yang berlebihan di antara masing-masing prajurit sehingga mereka wajib saling membela ketika ada rekannya yang “terancam”;
- Besarnya akses Polri ke sumber-sumber ekonomi dibandingkan TNI;
- Ketidakjelasan pengaturan pembagian wilayah kerja antara TNI sebagai kekuatan pertahanan negara dan Polri sebagai kekuatan keamanan Negara;
- Sikap pimpinan seringkali tidak peka akan persoalan-persoalan prajurit di tingkat bawah;
- Pimpinan (institusi) seringkali melindungi anggota yang terlibat, bahkan dalam beberapa kasus enggan menjatuhkan sanksi tegas;
- Penyelesaian konflik tidak sampai keakar masalahnya sehingga potensial memunculkan konflik susulan.
Solusi Konflik
Agar potensi terjadinya konflik di
antara prajurit di kedua institusi dapat diminimalisir tentunya perlu segera
ditetapkan upaya antisipasi yang dapat dilakukan melalui cara-cara:
- Memperbaiki tingkat kesejahteraan prajurit agar tidak terjadi kesenjangan yang sangat tinggi di antara masing-masing prajurit;
- Latihan secara berkesinambungan, baik latihan satuan maupun atas prakarsa komandan satuan. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan kekompakan di antara prajurit kedua institusi;
- Pimpinan satuan (TNI dan Polri) di daerah melakukan pertemuan secara berkala, termasuk olahraga bersama, kegiatan keagamaan bersama atau kegiatan saling mengunjungi guna memelihara keharmonisan/silaturahmi;
- Tindakan tegas terhadap pimpinan yang lalai dalam melaksanakan tanggung jawab pembinaan guna menimbulkan efek jera, agar tanggung jawab komando betul-betul dilaksanakan;
- Tindakan tegas kepada anggota yang terlibat dalam bentrokan guna menghindarkan munculnya anggapan adanya upaya melindungi anggota;
- Pembenahan sistem perundang-undangan yang mengatur lingkup tugas masing-masing institusi sehingga tidak memunculkan tarik menarik kewenangan.
Disaat militer dan polisi
negara-negara lain melangkah maju dan bersatu dalam menghadapi berbagai
gangguan yang dapat mengancam kedaulatan negara, justru militer dan kepolisian
di Indonesia saling berseteru untuk sebuah alasan yang seringkali tidak patut
dibanggakan. Oleh karena itu agar semua sumber daya yang dimiliki masing-masing
institusi dapat didayagunakan demi terwujudnya profesionalisme individu maupun
lembaga, sudah saatnya kedua belah pihak, baik TNI maupun Polri, terus menerus
menjaga dan memelihara hubungan agar tetap harmonis.
Oleh karena itu, guna mendukung
tegaknya profesionalisme antara prajurit di kedua institusi tersebut serta
hilangnya akar permasalahan yang menjadi pemicu terjadinya bentrokan, perlu
segera ditemukan solusi yang memadai dan sifatnya komprehensif, tidak saja pada
tataran pimpinan tetapi yang lebih penting pada tataran prajurit di tingkat
bawah karena umumnya bentrokan terjadi ditingkat bawah. Dengan demikian,
diharapkan tidak ada lagi bentrok TNI vs Polri di tanah air yang kita cintai. Amin
Sumber :
http://bonsaibiker.com
http://elisatris.wordpress.com
http://www.indoberita.com
Slot machines, machines, and casino - JTM Hub
BalasHapusJWT offers 진주 출장안마 a wide variety of casino games including video 동두천 출장마사지 slots, live dealer table 하남 출장안마 games, 대전광역 출장샵 live dealer games, video poker, and 전주 출장샵 live